india

Asyik, ada film India di KPP!

Halo, gaes? Watsap yo? waduh, openingnya udah kaya ala youtuber ya?

Ada satu cerita yang mau aku bagi ke kalian. Cerita kocak mengenai pengalaman selama aku bekerja di salah satu Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Jakarta Timur. Apa sih yang kocak dari kantor pajak? Apa ini cuma clickbait? Baca sampai selesai dulu dong netizen.

Jadi, waktu itu masih awal pertama kali aku bekerja disana. Aku mendapat tugas di Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan. Seorang mahasiswi yang isi kepalanya masih penuh dengan teori harus melayani wajib pajak yang hendak melaporkan Surat Pemberitahuan miliknya. Lucunya bukan disitu, tunggu dulu, jangan emosi ya netizen.

Hari itu ada tiga ibu-ibu datang dan lumayan menarik perhatianku dan teman-teman. Pasalnya, -beliau-beliau ini berpenampilan cukup heboh. Aku kira ketiganya mungkin bersepakat menggunakan warna seragam, bernuansa merah. Tidak hanya itu, untuk seumuran ibu-ibu yang mungkin usianya sudah setengah abad, tidak menghalangi mereka untuk tetap menggunakan high heels blink-blink seperti ala-ala Syahrini.

Pernah melihat film India jadul dimana Shah Rukh Khan dan Kajol Devgan bermain bersama? Tentunya aksesoris seperti gelang emas yang bertumpuk di tangan bukan hal yang baru untuk dilihat dalam sebuah film India.

Namun, hari itu aku melihatnya bukan dari film India Kuch Kuch Hota Hai, melainkan di tangan ketiga ibu-ibu di depanku.  Setumpuk gelang emas mereka gunakan di tangan kanan dan kiri. Bahkan ada salah satu di antara mereka, sebut saja Ibu Merah, memakai lebih dari satu cincin di tangannya.

Ibu Merah ini, apa ya, kalau mengambil sebutan posisi dalam girl band korea, Ibu Merah ini mungkin akan menjadi leader di antara mereka bertiga.  Saat seniorku menanyakan mengenai alasan mengapa dulu membuat NPWP kepada Ibu Merah ini, dua orang lainnya juga mengikuti. Mereka juga mengakui bahwa mereka  bekerja sebagai pengupas bawang dengan upah maksimal Rp15.000,00 per hari. Ketiganya kompak menjawab, seakan sudah latihan terlebih dahulu.

Saat kami menanyakan salah satu Ibu, sebut saja Ibu Mawar, berapa jumlah harta yang ia miliki sekarang guna melengkapi SPT, Bu Mawar justru mengeluarkan uang Rp10.000,00 dan berkata,

“Cuma ini uang yang saya punya, Pak, Bu. Ini mau diambil? Nanti saya naik angkot pake apaan?”

Kami tergelak dan kemudian berusaha menjelaskan bahwa maksud dari pertanyaan tadi  sebagai contoh ada berapa jumlah uang di tabungan dan lainnya.  Ibu Mawar hanya manggut-manggut dan berkata bahwa ia sudah lama tidak menabung.

Setelah melalui beberapa sesi tanya-jawab mengenai kewajiban perpajakan, kami memutuskan untuk mengalihkan ibu-ibu ini menjadi Wajib Pajak Non-Efektif, yaitu status wajib pajak yang diberikan DJP kepada Wajib Pajak tertentu dan untuk sementara dikecualikan dari pengawasan administrasi rutin.

Sebelum wajib pajak pulang, biasanya kami akan meminta mereka berfoto di depan spanduk yang bertuliskan pentingnya membayarkan dan melaporkan pajak tepat waktu. Meskipun Ibu Merah adalah leader, namun tetap tidak ada yang bisa mengalahkan pose Ibu Delima dalam berfoto. Bu Delima ini memiliki tiga gaya berbeda dari tiga foto yang aku ambil. Gaya senyum, gaya menutup wajah hingga gaya cuek ala model.

Ampun deh, ternyata wajib pajak bisa nyeleneh juga!

, , ,

Comments are closed.